BINUS Menjawab Tantangan Era Digital

Oktober 29, 2019adm@dhonnaliputan121

Belasan tahun lalu, kita mungkin tidak pernah membayangkan kalau kelak ada profesi bernama blogger, youtuber, atau influencer. Saya ingat sekali, tahun 2008 saya sudah punya blog, waktu itu yang booming multiply (sekarang sudah RIP hehe..). Tujuan bikin blog ya cuma have fun aja, posting tulisan-tulisan yang dimuat di media cetak, atau buat menambah circle pertemanan. Nggak pernah nyangka kalau jaman now blog bisa jadi sumber penghasilan. Nggak pernah nyangka juga kalau berbagai jenis medsos seperti twitter, facebook, instagram, whatsapp, atau youtube saat ini bisa memunculkan beragam jenis profesi baru. Anak-anak jaman saya kecil dulu kalau ditanya cita-citanya apa, kebanyakan jawabnya profesi-profesi “jadul” seperti dokter, pengacara, guru, pramugari, atau pegawai bank. Nah, anak-anak sekarang kalau ditanya cita-citanya apa, jawabnya bisa youtuber, content creator, dan profesi-pofesi digital lainnya. Wow!

Saya punya cerita menarik nih. Saya punya saudara sepupu. Awalnya kerja sebagai satpam di perusahaan jasa transportasi UBER. Setelah beberapa tahun hidup berjauhan dengan dengan istri dan anak-anaknya, akhirnya memilih resign. Pulang ke kampung dan mainan youtube. Eh, ternyata dengan youtube dia malah bisa jadi jutawan sekarang, penghasilannya sebulan sudah lebih dari gaji PNS! Padahal cuma “youtuber kampung”. Keren kan?

Ya, mau nggak mau, suka nggak suka, sekarang semua menjadi serba digital. Kalau kita nggak mau tergerus di era yang serba cepat ini, kita juga harus mau mengikuti perubahan, mau terus belajar dan mengembangkan diri. Kalau ada yang tanya, ada nggak kampus atau lembaga pendidikan lain yang bisa memenuhi kebutuhan zaman? Ada dong. Kampus Bina Nusantara (BINUS) Malang salah satunya. Tanggal 23—26 Oktober lalu baru saja mengadakan event keren The Grand Launching of BINUS @Malang. Dengan tagline hadir untuk membentuk technopreneur untuk Indonesia, BINUS berusaha untuk mengakomodasi kebutuhan masyarakat akan segala sesuatu yang berkaitan dengan teknologi digital.

Kampus BINUS Malang berlokasi di Jl. Araya Mansion No.8—22 Malang. Pertama kali menginjakkan kaki di kampus BINUS, wow, bangunannya berkelas, nggak kayak kampus lho. Ruang kuliahnya mewah, dilengkapi dengan fasilitas super canggih! Kebetulan kemarin saya diundang ke event #DigitalTechnoPreneur hari ke-2. Saat itu ada talkshow yang diisi oleh sederetan enterpreneur sukses tanah air seperti Adrianus Johan dan Kornelius Samuel dari Gojek, Igel Zibriel dari Grab, Felix Yuwono dari Tokopedia, Andy Budiman dari KG Media, dan banyak lainnya. Mereka berbagi pengalaman di hadapan para audience yang rata-rata adalah para siswa SMU dan mahasiswa.

Adrianus Johan dan Kornelius Samuel memaparkan tentang evolusi Gojek dari awal berdiri hingga sekarang. Pada punya aplikasi Gojek kan di hp? Ada berapa servisnya? Yup, 27 servis! Apakah langsung simsalabim sebanyak itu? Enggak. “Gojek berawal dari sebuah call center yang berkantor di Kemang, di sebuah garasi. Karyawannya cuma lima orang waktu itu,” ujar Kornelius Samuel, Product Engineer Go-Jek. Misi utama Gojek adalah creating social impact through technology. Social impact inilah yang turut menjadikan Gojek seperti sekarang: dari cuma call center, berkembang jadi banyak layanan digital dan sekarang merambah ke empat negara di Asia Tenggara! Luar biasa ya..

Lain lagi cerita Grab. Igel Zibriel—VP of Area Business Development at Grab Indonesia—menceritakan social impact Grab. Memang sih, Grab baru ada sekitar 2014, lebih dulu Gojek. Tapi efek keberadaan aplikasi satu ini juga nggak kalah hebat. Bahkan jangkauan Grab lebih banyak, 8 negara dengan 9 juta micro enterpreneur! Dengan ini, Grab pun dinobatkan sebagai unicorn ke-5 di Indonesia, wow!

Bagaimana dengan Tokopedia? Ternyata e-commerce satu ini sudah berusia 10 tahun lho! Felix Yuwono, Lead Product Manager at Tokopedia, menceritakan memang jangkauan Tokopedia masih belum go international sih. Hanya saja, layanan Tokopedia sudah 33 layanan! Bedanya apa dengan yang lain? Di Tokopedia itu bisa investasi, bayar pajak plus bayar zakat juga. Asyik ya, satu aplikasi mencakup semua layanan.

Apa yang bisa dipelajari dari 3 startup raksasa di atas? Kalau yang saya tangkap nih, agar semakin berkembang, sebuah perusahaan harus terus berinovasi dan berusaha memberikan social impact yang besar untuk masyarakat. Terus lagi, dari perusahaan dengan satu layanan, ternyata sekarang semua jadi super ekosistem dengan banyak layanan seperti transport, food, payment, entertainment, business, dll. Hm, kira-kira ada lagi nggak, yang bisa bikin startup gede kayak gini? Makanya, kuliah di BINUS aja, hehe… [RF. Dhonna]

3,390 total views, 12 views today

: liputan

Pos Sebelumnya Waspada Malnutrisi pada Anak dengan Penyakit Jantung Bawaan, Ini Cara Mencegahnya!

121 Komentar. Leave new

Winda Carmelita

Oktober 30, 2019 2:24 am

Jiwa belajarku kembali bergolak. Segala fasilitas memang disediakan dan mumpuni untuk mendukung misi besarnya BINUS sebagai kampus digitaltechnopreneur ya, Mbak.

BINUS Menjawab Tantangan Era Digital

121 Komentar. Leave new

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan