Dari beberapa buku yang saya tulis—baik yang solo, duet, atau keroyokan—separuhnya adalah fiksi anak. Mengapa fiksi anak? Bukan karena nulisnya lebih mudah seperti kata orang-orang ya (eh, justru menulis fiksi anak ini lebih sulit lho), tetapi lebih karena suka saja, seperti ada rasa yang lepas karena berhasil menyuguhkan kebahagiaan untuk anak-anak. Saya ingat sekali, waktu kecil megang Majalah Bobo yang dipinjami anak tetangga dan dikasih ijin mendengarkan kaset dongeng itu rasanya hepiii banget!
Tentang menulis fiksi anak, pertanyaan-pertanyaan dasar yang sering diajukan kepada penulis buku cerita anak biasanya seputar bagaimana menemukan ide untuk menulis cerita anak, bagaimana menuliskan ide cerita itu sampai menjadi cerita utuh dan nggak macet di tengah, bagaimana memperkaya tulisan, bagaimana memberi judul yang oke, bagaimana menyisipkan pesan agar anak-anak tidak merasa dinasihati, dll. InsyaAllah nanti akan saya ulas satu per satu secara bersambung.
Tentang Fiksi Anak
Sebelum menggali ide cerita, sebaiknya tentukan dulu, fiksi anak yang bagaimana yang akan ditulis? Karena jenisnya banyak. Secara garis besar, jenis fiksi anak dibagi dua, yaitu cerpen/dongeng dan novel. Berdasarkan usia, ada cerita untuk batita, pra sekolah (4—6 tahun), dan usia sekolah (6—12 tahun). Berdasarkan medianya, ada buku (wordless picture book, picture book, dan ilustrated book) dan media massa (cetak dan eletronik). Kalau sudah ditentukan, akan lebih mudah menetapkan fokus dan menemukan idenya.
Ide Cerita Anak
Tulisan jenis apapun, sebenarnya yang mahal itu idenya. Makanya kalau ada yang ‘mencuri’ ide kita saat kita diskusi misalnya, rasanya sebel banget kan? Karena yang paling sulit itu bagian ini, menurut saya sih, nggak tahu kalau Mas Anang, 😁
Ada banyak cara untuk menggali ide. Salah satunya dengan cara mengidentifikasi terlebih dulu, seperti apa sih dunia anak itu? Dunia anak itu minimal terkait dengan dua hal, yaitu tempat dan orang. Dunia anak yang terkait tempat misalnya seputar rumah, sekolah, tempat bermain, tempat umum, dan tempat ajaib (fantastik). Sedangkan dunia anak yang terkait orang misalnya ayah-ibu, kakek-nenek, kakak-adik, teman, guru, tokoh ajaib. Contohnya seperti pada novel berjudul Ipung dan Negeri Wortel.
Nah, kalau sudah mengidentifikasi, saatnya menggali ide. Sampai detik ini, saya sering sekali tiba-tiba nemu ide. Pas lagi bengong, baca buku, nemenin anak main, sedang asyik ndapur, bahkan lagi tidur pun, kadang selintas muncul ide. Ketika mengalami seperti ini, cepet tangkap! Jangan sampai lolos! Ambil notes atau hape, catet, segera! Nggak pakai lama. Ide ini cepet banget ngilangnya. Lelet dikit saja, siap-siap kecewa deh. Sering banget saya mengalami ini. Sudah tahu pelupa, masih saja diulangi. Huh! *kesel sendiri kan jadinya 🤣 .
BACA JUGA Memulai Cerita
Penulis itu harus peka. Eits, maksudnya, harus selalu menghidupkan radar kalau ingin ide-ide mampir ke kepalanya. Apa radar penulis? Lima pancaindra: penglihat, pencium, pengecap, pendengar, perasa tubuh. Itu hidupkan deh. InsyaAllah bakal buanyaaaak ide yang mampir. Nanti bisa deh, dikumpulin di satu buku, kayak saya, punya BUKU KUMPULAN IDE. Yaelah, baru buku kumpulan ide doang aja bangga 🤣
Oke, lanjut.
Radar siap, tinggal mancingnya. Caranya bisa dengan jalan-jalan, nonton film, baca buku, baca artikel parenting, mengamati lingkungan sekitar, memperhatikan tingkah polah dan celoteh anak, dll. Stimulus ide lainnya, bisa dengan mengamati sesuatu yang paling dekat dengan dunia anak, yang membangkitkan keingintahuan anak, disukai anak, sesuatu yang mengesankan, dan sesuatu yang sepertinya sangat rahasia. Ketika saya menulis buku Kumpulan Cerita dan Sajak Anak Terbaik, saya menggali ide dengan cara membaca buku-buku aktivitas anak saya yang saat itu masih TK, mengamati kesehariannya, dan mendengar curhat-curhatnya. So, kalau saya sih begini alurnya tiap mau nulis cerita, ide dulu baru tema. Bagaimana, sampai di sini ada yang ingin didiskusikan lebih lanjut?
–BERSAMBUNG–
3,876 total views, 3 views today
7 Komentar. Leave new
Menulis kisah untuk anak itu membahagiakan
betul sekaliiii mbak Lia
[…] Baca Juga: Menulis Fiksi Anak: Ide atau Tema Dulu? […]
I was very happy to find this website. I want to to thank you for ones time due to this fantastic read!! I definitely loved every part of it and i also have you book-marked to check out new stuff on your site.
you’re in reality a good webmaster. The
site loading velocity is amazing. It seems that you are doing any distinctive trick.
In addition, The contents are masterwork.
you have performed a magnificent activity on this subject!
Way cool! Some extremely valid points! I appreciate you penning this write-up and the rest of the website is extremely good.
I blog often and I genuinely appreciate your information. This article has really peaked my interest.
I am going to take a note of your website and keep checking for new details
about once a week. I subscribed to your RSS feed as well.